Semangat pagi,
Apa kabar planter? Kali ini saya mencoba share pengalaman mengikuti Pelatihan Penanganan Satwa Liar Yang langka Dan Terancam Punah yang diselenggarakan oleh PT.SMART.tbk bekerja sama dengan OFI (Orangutan Foundation Indonesia) pertengahan Mei 2013 lalu yang berlokasi di Taman Nasional Tanjung Puting Kec.Kumai Kab.Kotawaringin Kalimantan Tengah.Bisa ditebak mugkin apa yang kami temui disana, yup betul bertemu saudara tua kita “Orang Utan”. Jujur, awalnya saya tidak begitu bersemangat mengikuti kegiatan tersebut, sekedar menjalankan amanah management, akan tetapi akhirnya saya menyadari bahwa ini adalah bentuk komitmen management selaku penggiat bisnis industri sektor perkebunan terhadap aturan pemerintah. Perlu diketahui, bahwa Kotawaringin Barat diberkahi dengan adanya populasi orangutan liar terbesar di dunia. Lebih dari setengah populasi orangutan liar di dunia ditemukan di Kalimantan Tengah.Mengapa Orangutan harus dilindungi?
Adalah seorang wanita inggris (Prof. Dr. Birutè Mary Galdikas) yang menghabiskan masa gadisnya hingga sekarang tergerak untuk melestarikan kembali satwa yang terancam punah tersebut.
OFI & CAMP LEAKAY
Pada hari itu juga kami mendatang areal konservasi Camp Leakay dengan perjalanan yang melelahkan menggunakan Speedboat selama 1,5 jam. Setibanya dilokasi tersebut kami melihat langsung kegiatan feeding (Jam makan sekitar pukul 15.00 wib) berinteraksi langsung dengan satwa “baik hati tersebut”, juga sempat keliling museum camp leakay.
Catatan kecil saya :
- Pemandangan menuju camp leakay cukup indah yang mana terdapat hotel(penginapan sih sebetulnya) didalam hutan disepanjang jalur sungai,moda transportasi wisatawannya cukup unik menggunakan perahu besar yang biasanya di isi tak lebih dari 2 orang berpasangan, cukup sesuai dibuat latar set film Anakonda 5 J
- Serba Orang Asing : Pendiri , Donatur, Relawan sampai wisatawannya juga orang Asing Dan pernah difilm Dokumenterkan yang dibintangi Julia Robert. Terus kita dimana? Ya, kita baru akan ribut ketika negara lain mengklaim sesuatu yang berindonesia, apakah harus tunggu malaysia mengklaim Orangutan adalah satu-satunya hewan endemik yang ada didunia?
- Saya menjadi sadar bahwa selama ini betapa saya mengabaikan keberlangsungan satwa liar terutama Orangutan di lingkungan saya bekerja, harapan saya buat yang baca artikel ini menjadi lebih perduli lagi terhadap lingkungan dan bisa menularkan “pesan perdamaian” ini sesama rekan planters (Jangan kejar target tanam mulu bro!!!!) J
Sekian coretan-coretan kecil saya, semoga bermanfaat bagi sesama dan tunggu artikel saya berikutnya..... Sukses..
Nb : Informasi yang lebih mendalam bisa anda cari via mbah Google
Sekelumit tentangnya J :
Orang Utan :
- Hewan primata yang tidak berekor (kera)
- Hidup di atas pohon (arboreal)
- Aktif pada siang hari(diurnal)
- 97 % genetik sama dengan manusia
Peranan Orangutan di Alam
Pemeliharaan hutan :
- Penyebar biji-bijian ( 40an jenis biji-bijian disebarkan oleh orangutan, dan memiliki nilai ekonomi penting).
- Regenerasi pohon, orangutan yang mematahkan ranting atau dahan untuk sarang, akan membercepat pertunasan pohon.
Habitat & Ekologi
- Makanan : 60 % pemakan buah, dan sisanya memakan daun, bunga, buah, biji, liana ,serangga dll
- Hidup soliter, hanya pada saat berpasangan atau induk bersama 1 – 2 ekor anak yangbelum dapat berpisah.
- Daerah bisa mencapai > 35Km2 (betina), jantan bisa mencapai > 100 Km2 dengan jelajah harian rata-rata antara 100- 4.000 m.
Penyebab Menurunnya Populasi Orangutan
- Kebakaran Hutan
- Perburuan
- Illegal Logging
DampakKerusakan hutan Indonesia termasuk kawasan konservasi telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia dan dunia internasional, kerusakan
yang terjadi akibat ulah manusia telah
menyebabkan kawasan konservasi tidak berfungsi sebagai mana mestinya, dan menimbulkan berbagai masalah
seperti ancaman kepunahan keanekaragaman
KERUGIAN AKIBAT KERUSAKAN HUTAN DAN
KEBAKARAN HUTAN
Ø Akibat rusaknya hutan di pulau Kalimantan maka Pemerintah Daerah harus mengeluarkan APBDnya sebesar; 36,27 triliun pertahun sebagai divestasi modal ekologis akibat kerusakan hutan, nilai tersebut didasarkan pada dua komponen ekologis yang harus direhabilitasi yakni, pengendalian tanah longsor; 25,47 triliun serta pengatur gangguan ekosistem tata air; 10, 80 triliun.
Ø Sementara kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan sampai saat ini diperkirakan sebesar; 227,19 miliar, kerugian itu terdiri dari pembakaran dan hilangnnya nilai intristik sebesar 170 miliar dan kerugian akibat asap sebesar 56,27 miliar
Nice pic, serasa sedang di hutan melihatnya hehee
BalasHapusKeseimbangan ekosistem harus di jaga untuk anak cucu kelak.
yup sob,,, petualangan di borneo mei 2013 lalu... thanx sudah mampir sob
BalasHapus